Kamis, 01 Mei 2014

Strukutur dan Komponen Sel

Secara umum, struktur sel dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
  1. Nukleus
Organel ini mengandung sebagian besar materi genetik sel dengan bentuk molekul DNA linear panjang yang membentuk kromosom bersama dengan beragam jenis protein seperti histon.
Fungsi utama nukleus adalah untuk menjaga integritas gen-gen tersebut dan mengontrol aktivitas sel dengan mengelola ekspresi gen. Selain itu, nukleus juga berfungsi untuk mengorganisasikan gen saat terjadi pembelahan sel, memproduksi mRNA untuk mengkodekan protein, tempat sintesis ribosom, tempat terjadinya replikasi dan transkripsi dari DNA, serta mengatur kapan dan di mana ekspresi gen harus dimulai, dijalankan, dan diakhiri.
2. Membran Plasma
Membran sel atau membran plasma adalah struktur membranosa yang sangat tipis yang membungkus setiap sel. Cairan yang terkandung didalam sel tubuh secara kolektif disebut cairan intrasel (CIS) dan cairan di luar sel disebut sebagai cairan ekstrasel (CES).
Fungsi membran sel:
  1. Memisahkan isi sel dari lingkungannya
  2. Sebagai sawar selektif antara isi sel dan cairan ekstrasel
  3. Mengontrol aliran zat masuk dan keluar sel (lalu lintas molekul dua arah)
  4. Sebagai sawar mekanis untuk menahan isi sel
Struktur membran sel adalah lapis lipid ganda yang ditaburi oleh protein dan sejunlah kecil karbohidrat. Lipid membran plasma yang terbanyak adalah fosfolipid, dengan sejumlah kecil kolesterol. Fosfolipid memiliki ujung kepala polar (bermuatan listrik) yang mengandung sebuah gugus fosfat bermuatan negatif dan dua ekor asam lemak non polar. Ujung kepala polar memiliki sifat hidrofilik (“menyukai air”), sedangkan ujung ekor memiliki sifat hidrofobik (“takut air”) dan tidak akan bercampur dengan air.  Rangkaian molekul dua sisi semacam ini menyusun diri membentuk lipid lapis ganda (lipid bilayer), suatu lapisan ganda molekul-molekul lipid. Permukaan luar lapisan ini berkontak dengan cairan ekstrasel, sedangkan permukaan dalam berkontak degnan cairan intrasel.
 3. Sitoplasma
Sitoplasma adalah bagian interior sel yang tidak ditempati oleh nukleus.Sitoplasma terdiri dari organel dan sitosol (massa kompleks mirip gel). Sitosol adalah suatu massa semi cair yang diikat oleh jaringan protein luas yang membentuk sitoskeleton. Jaringan sitoskeleton tersusun atas mikrotubulus, mikrofilamen dan filamen intermediat. Sitoskeleton berfungsi untuk menyokong bentuk sel dan memungkin terjadinya gerakan-gerakan organel di dalam sitoplasma.

Organel Sel
  1. Ribosom
Ribosom terdiri atas dua sub unit yaitu sub unit besar darn sub unit kecil. Kedua sub unit ini akan berfungsi jika proses translasi berlangsung. Sub unit ribosom dinyatakan dengan satuan S (Svedberg) yang merupakan nama penemunya, satuan ini menunjukkan kecepatan pengendapan pada saat sub unit tersebut disentrifugasi.
Organel ini berfungsi untuk mengsintesis protein yang digunakan untuk aktivitas yang terjadi di sitosol.
2. Retikulum Endoplasma
  • RE Halus
RE Halus memiliki struktur berupa jala tubulus halus yang saling berhubungan. Berfungsi sebagai pusat pengemasan dan pengeluaran molekul yang akan dipindahkan dari RE kasar ke badan Golgi, melakukan metabolisme lipid, pengeluaran enzim detoksifikasi pada sel hati, dan menyimpan kalsium pada sel otot (retikulum sarkoplasma).
  • RE Kasar
RE Kasar memiliki struktur berupa kantung gepeng yang memiliki ribosom. Berfungsi melakukan sintesis protein yang berupa hormon dan enzim yang diperlukan untuk membuat membran baru dan disekresikan ke luar sel.

3. Aparatus Golgi
Kompleks golgi berhubungan erat dengan retikulum endoplasma, tediri dari rangkaian kantung-kantung (sisterna) gepeng, sedikit melengkung, dan terbungkus membran yang bertumpuk-tumpuk membentuk lapisan-lapisan.
Fungsi badan golgi:
  1. Pengolahan bahan mentah menjadi produk akhir. Di dalam kompleks golgi, protein kasar dari RE dimodifikasi menjadi bentuk akhirnya, sebagian besar melalui penyesuaian-penyesuaian pada gula yang melekat pada protein. Jalur-jalur biokimiawi yang dilalui oleh protein selama proses perjalannya menelusuri kompleks golgi adalah jalur terperinci, kompleks, telah diprogram secara cermat, dan spesifik untuk tiap-tiap produk akhir.
  2. Menyortir dan mengarahkan produk akhir ke tujuan sebenarnya. Kompleks golgi bertanggung jawab untuk menyortir dan memisahkan berbagai jenis produk sesuai dengan fungsi dan tujuannya, yaitu molekul-molekul yang diarahkan untuk disekresikan ke bagian luar, yang akan menjadi bagian dari membran plasma, dan molekul yang akan bergabung ke dalam organel lain.
  3. Membentuk kantung (vesikula) untuk sekresi. Terjadi terutama pada sel-sel kelenjar kantung kecil tersebut, berisi enzim dan bahan-bahan lain.
  4. Membentuk membran plasma. Kantung atau membran golgi sama seperti membran plasma. Kantung yang dilepaskan dapat menjadi bagian dari membran plasma.
  5. Tempat untuk memodifikasi protein
  6. Untuk membentuk lisosom

  1. Lisosom
Lisosom adalah organel sel berupa kantong terikat membran yang berisi enzim hidrolitik yang berguna untuk mengontrol pencernaan intraseluler pada berbagai keadaan.
5. Peroksisom
Peroksisom terdiri dari kantung membranosa yang mengandung enzim-enzim hidrolitik. Peroksisom berfungsi untuk aktivitas detoksifikasi.

  1. Sentriol
Sentriol merupakan organel sel berbentuk silindris dengan diameter lebih kurang 2 pm (mikrometer) dan panjang lebih kurang 4 ptm. Di dalam setiap sel mengandung sepasang sentriol yang letaknya saling tegak lurus dekat inti sel. sentriol berfungsi sebagai bahan pembentuk sillia dan flagella , persis dengan sentriol. Jadi, selain sebagai komponen penyusun sentrosom, sentriol berfungsi sebagai tubuh basalis.
7. Mitokondria
Mitokondria adalah struktur berbentuk batang atau oval yang besarnya seukuran bakteri. Setiap mitokondria terdiri dari empat bagian utama, yaitu membran luar, membran dalam, ruang antarmembran, dan matriks.
Mitokondria adalah tempat di mana fungsi respirasi pada makhluk hidup berlangsung . Organel ini mengambil energi dari zat-zat makanan dan mengubahnya menjadi suatu bentuk yang dapat digunakan untuk menjalankan aktivitas sel.

Senin, 28 April 2014

pembuktian asam dan basa



PEMBUKTIAN ASAM-BASA DAN UNSUR HARA PADA ABU TANAMAN

I.            Judul Percobaan               : PEMBUKTIAN ASAM-BASA DAN UNSUR HARA PADA ABU TANAMAN

II.            Tujuan Percobaan                      :
1.      Untuk mengidentifikasikan sifat air abu tanaman
2.      Untuk mengidentifikasikan unsur hara pada abu tanaman

III.            Dasar Teori                      :
Pembentukan Konsep Asam Basa
           Kimia asam basa menjadi inti kimia sejak dari zaman kuno sampai zaman modern kini, dan memang sebagian besar kimia yang dilakukan di laboratorium di zaman dulu adalah kimia asam basa. Ketika kimia mulai menguat di bidang studi teoritisnya di akhir abad ke-19, topik pertama yang ditangani adalah kimia asam basa. Akibat dari serangan teoritis ini, kimia menjadi studi yang sangat kuantitatif.
           Satu-satunya asam yang diketahui alkimia di zaman dulu adalah asam asetat yang tak murni, dan basa yang dapat mereka gunakan adalah kalium karbonat kasar yang didapatkan dari abu tanaman.
A.    Asam
            Rasa asam menunjukkan bahwa suatu bahan mengandung asam. Kata asam (acid) berasal dari bahasa Latin acidus yang berarti rasa asam.  Sejak ratusan tahun yang lalu, para ahli kimia telah berhasil memisahkan berbagai jenis asam dari sumber alami (tumbuhan dan hewan). Mereka menamainya sebagai asam-asam organik. Ketika ilmu kimia semakin berkembang, para ahli dapat membuat asam sulfat, asam klorida, asam nitrat dan berbagai asam lainnnya dari bahan mineral. Mereka menamainya sebagai asam-asam mineral.
            Asam-asam mineral tersebut dikenal, setelah dikemukankannya definisi asam dari Arrhenius. Menurut Arrhenius, suatu atom unsur penyusun senyawa kimia yang berinteraksi dengan atom unsur lainnya dapat kehilangan sejumlah elektron atau memperoleh sejumlah elektron. Atom unsur yang kehilangan elektron akan bermuatan positif. Sedangkan atom unsur yang mendapat tambahan elektron akan bermuatan negatif. Unsur yang bermuatan listrik positif atau negatif tersebut dinamakan ion. Contoh ion antara lain adalah ion hidrogen (H+), ion natrium (Na+), ion klorida (Cl-), ion hidroksida (OH-), dan lain-lain. Dengan demikian, pengertian asam menurut Arrhenius adalah sebagai berikut:
“Asam adalah zat yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion hidrogen (H+)”
Berdasarkan pengertian asam menurut Arrhenius tersebut, maka ketika suatu senyawa asam di larutkan ke dalam air akan terbentuk ion hidrogen (H+) dan ion negatif menurut reaksi sebagai berikut:
Asam → H++ ion negatif
            Secara umum, asam mineral bereaksi lebih hebat daripada asam-asam organik. Mereka menamai asam mineral itu sebagai asam kuat, sedangkan asam-asam organik sebagai asam lemah. Larutan asam dapat encer atau pekat. Larutan encer mengandung hanya sedikit asam, sedangkan larutan pekat mengandung banyak asam. Beberapa contoh asam :
Contoh asam lemah
Terdapat/Digunakan
Asam askorbat (C6H8O6)
Dalam buah-buahan; disebut juga vitamin C
Asam karbonat (H2CO3)
Dalam minuman bersoda (misal: Coca Cola, Fanta, Sprite, Pepsi)
Asam sitrat (C6H8O7)
Dalam buah jeruk dan lemon
Asam asetat (CH3COOH )
Dalam cuka makan
Asam laktat CH3CH(OH)COOH
Dalam susu basi (yoghurt)
Asam salisilat
C6H4C(OH)(COOH)
Dalam aspirin

Contoh asam kuat
Terdapat/Digunakan
Asam klorida (HCl)
Dalam getah lambung dan dalampenyepuhan sebagai pembersih permukaan logam
Asam nitrat (H2N03)
Pembuatan pupuk dan bahan peledak
Asam fosfat (H3PO4)
Pembuatan cat antikarat dan pembuatan bahan pupuk
Asam sulfat (H2SO4)
Aki (accu) dan bahan pembuatan pupuk

Sifat-sifat asam
o     Dapat bereaksi dengan senyawa karbonat menghasilkan zat lain, gas karbon dioksida dan air. Sebagai contoh, reaksi antara kalsium karbonat dengan larutan asam klorida. Pada reaksi ini terbentuk senyawa kalsium klorida.
o     Dapat bereaksi dengan oksida logam menghasilkan zat lain dan air. Sebagai contoh, reaksi antara asam sulfat dengan tembaga oksida. Pada reaksi tersebut, zat biasanya dipanaskan untuk mempercepat reaksi. Zat lain yang terbentuk adalah tembaga sulfat. Pembentukkan tembaga sulfat ini dapat diamati dari timbulnya warna biru pada larutan.
o     Terasa menyengat bila disentuh, terutama bila asamnya asam kuat.
o     Walaupun tidak selalu ionik, merupakan elektrolit sehingga dapat menghantarkan listrik.
B.     Basa
Basa adalah zat-zat yang dapat menetralkan asam. Secara kimia, asam dan basa saling berlawanan. Basa yang larut dalam air disebut alkali. Jika zat asam menghasilkan ion hidrogen (H+) yang bermuatan positif, maka dalam hal ini basa mempunyai arti sebagai berikut.
“Basa adalah zat yang jika di larutkan dalam air akan menghasilkan ion hidroksida (OH-)”
Berdasarkan pengertian basa di atas, maka ketika suatu senyawa basa di larutkan ke dalam air, maka akan terbentuk ion hidroksida (OH-) dan ion positif menurut reaksi sebagai berikut. Ion hidroksida (OH-) terbentuk karena senyawa hidroksida (OH) mengikat satu elektron saat dimasukkan ke dalam air.      
Basa→ ion positif + OH-
Contoh:
Natrium hidroksida(NaOH) Na+ + OH-
Amonium hidroksida (NH4OH)NH4+ + OH-
Kalsium hidroksida (Ca(OH)2)Ca2+ + 2OH-
Basa umumnya digunakan dalam pembuatan bahan pembersih, misalnya sabun, pembersih lantai, dan pasta gigi. Basa terasa licin bila terkena kulit. Basa terbagi menjadi dua jenis, yaitu basa lemah & basa kuat.
Contoh basa
Terdapat dalam
Kuat/Lemah
Amonia (NH3)
Bahan pemutih, pembuatan pupuk
Lemah
Kalsium hidroksida
Ca(OH)2
Obat untuk mengurangi tingkat keasaman tanah
Kuat
Kalsium oksida (CaO)
Bahan pembuatan semen & beton
Kuat
Magnesium hidroksida
Mg(OH)2
Tablet untuk mengurangi asam lambung (sakit maag)
Kuat
Natrium hidroksida (NaOH)
Bahan pembersih oven dan bahan   pembuatan sabun
Kuat

Sifat-sifat Basa
Seperti halnya senyawa asam, senyawa basa juga berupa zat cair dan gas. Beberapa senyawa basa juga di manfaatkan oleh manusia, tetapi ada juga yang berbahaya dan beracun. Oleh karena itu, kita juga sebaiknya mengenal sifat-sifat senyawa basa. Secara umum, sifat senyawa basa atau bahan-bahan yang mengandung basa mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
o    Mempunyai rasa yang pahit atau getir.
o    Dapat mengubah warna zat lain, seperti lakmus, sari bunga sepatu, sari kol merah, dan lain-lain. Akan tetapi, perubahan warna yang diakibatkan oleh senyawa basa berbeda dengan perubahan warna yang di akibatkan oleh senyawa asam.
o    Bersifat kaustik khususnya untuk basa-basa kuat, artinya dapat merusak kulit kita. Basa kuat seperti natrium hidroksida akan terasa perih jika mengenai kulit.
o    Menetralkan sifat asam.
o    Terasa licin di tangan. Hal ini karena basa (khususnya basa kuat) dapat bereaksi dengan lemak pada kulit dan membentuk lapisan sabun.
C.    Indikator Asam-Basa
            Indikator asam basa adalah zat yang memberi warna berbeda dalam  lingkungan asam dan lingkungan basa (zat yang warnanya dapat berubah saat berinteraksi atau bereaksi dengan senyawa asam maupun senyawa basa).
            Indikator alami memiliki pigmen warna sehingga ketika diekstrak akan menghasilkan warna tertentu. Warna inilah yang dapat menentukan sifat suatu zat dalam kondisi pH yang berbeda. Beberapa contoh indikator alami:
1.      Tela ungu
Dengan menggunakan ekstrak tela ungu sebagai indikator maka diperoleh sifat larutan yang ditunjukkan dengan warna antara lain sebagai berikut:
a. Asam kuat berwarna merah.
b. Asam lemah berwarna merah muda.
c. Basa kuat berwarna hijau kekuningan.
d. Basa lemah berwarna hijau.
2.      Kunyit
Dengan menggunakan ekstrak kunyit sebagai indikator maka diperoleh sifat larutan yang ditunjukkan dengan warna antara lain sebagai berikut:
a. Asam kuat berwarna kuning muda.
b. Asam lemah berwarna kuning.
c. Basa kuat berwarna kuning kecoklatan.
d. Basa lemah berwarna jingga.

LOGAM ALKALI
Atom-atom logam alkali mempunyai satu elekrton pada kulit terluarnya. Dalam sistem periodik unsur terletak pada golongan IA. Alkali berasal dari bahasa arab kali yang berarti abu. Dinamakan alkali karena dapat membentuk basa kuat. Logam alkali terdiri atas enam unsuryaitu litium (Li), natrium (Na), kalium (K), rubidium (Rb), cesium (Cs), dan frasium (Fr). Unsur logam alkali tidak terdapat bebas di alam melainkan dalam bentuk senyawanya.


UNSUR
3Li
11Na
19K
37Rb
55Cs
87Fr
1. Konfigurasi elektron
[G] ns1
2. Massa atom
3. Jari-jari atom (n.m)
4. Keelektronegatifan

Rendah (antara 0.7 - 1.0)
Di atas suhu kamar (antara 28.7o - 180.5o)
5. Suhu lebur (oC)
6. Energi ionisasi (kJ/mol)


Antara 376 - 519
7. Potensial oksidasi (volt)

Positif, antara 2.71 - 3.02 (reduktor)
8. Bilangan oksidasi
+1
+1
+1
+1
+1
+1

 Catatan :
 [G] = unsur-unsur gas mulia (He, Ne, Ar, Kr, Xe, Rn)
   n = nomor perioda (2, 3, 4, 5, 6, 7)
  → = makin besar sesuai dengan arah panah


 Reaksi-Reaksi Logam Alkali


UNSUR
Li
Na
K
Rb dan Cs
a.Dengan udara/oksigen
Perlahan-lahan terjadi Li2O
Cepat terjadi Na2O dan Na2O2
Cepat terjadi K2O
Terbakar terjadi Rb2O dan Cs2O
b. Dengan air
2L + 2H2O → 2LOH + H2 
(makin hebat reaksinya sesuai dengan arah panah)
c. Dengan asam kuat
2L + 2H+ → 2L+ + H2
d. Dengan halogen
2L + X2 → 2LH
WARNA NYALA API
Merah
Kuning atau oranye/jingga
Ungu (pink kebiruan)
biru kemerahan dan biru
Garam atau basa yang sukar larut dalam air
CO32+
OH- , PO43-
-
ClO4- dan
[ Co(NO2)6 ]3-

Warna Nyala Logam Alkali
Setiap atom jika diberi energy akan mengalami perubahan kedudukan electron atau dengan kata lain akan tereksitasi dan memancarkan energy radiasi elektromagnetik untuk kembali ke tingkat dasar (keadaan stabil).
Untuk mengetahui warna nyala dari logam-logam alkali dan alkali tanah yang terbilang reaktif, maka dapat dilakukan dengan mengeksitasikan unsur-unsur logam tersebut. hal ini dapat dilakukan dengan cara membakar (uji nyala) senyawa-senyawanya.
Salah satu ciri khas dari logam alkali adalah memiliki spektrum emisi. Sprektum ini dihasilkan bila larutan garamnya dipanaskan dalam nyala Bunsen atau dengan mengalirkan muatan listrik pada uapnya. Ketika atom diberi energi (dipanaskan) elektronnya akan tereksitasi ke tingkat yang lebih tinggi. Ketika energi itu dihentikan, maka elektronnya akan kembali lagi ke tingkat dasar sehingga memancarkan energi radiasi elektromagnetik.
Menurut Neils Bohr, besarnya energi yang dipancarkan oleh setiap atom jumlahnya tertentu (terkuantitas) dalam bentuk spektrum emisi. Sebagian anggota spektrum terletak di daerah sinar tampak sehingga akan memberikan warna-warna yang jelas dan khas untuk setiap atom.





IV.            Alat dan Bahan   :
a.    Alat
Alat
Ukuran
Jumlah
Kaleng

1 buah
Gelas kimia
a.       50 ml
b.      200 ml
2 buah
2 buah
Spatula

1 buah
Lumpang

2 buah
Alu

1 buah
Tabung reaksi

4 buah
Corong

1 buah
Plat tetes

1 buah
Gelas ukur
a.       10 ml
b.      50 ml
1 buah

b.   Bahan
Bahan (ekstraksi)
Jumlah (ml)
Jumlah(tetes)
Bunga Karamunting
4
8
Kunyit
4
8
Abu tanaman
4
8
Kapur sirih
4
12
Cuka
4
12
Air galon
4
12




V.            Cara Kerja                       :
1.   Membakar sampah organik (serpihan kayu) sampai menjadi abu
2.   Memasukkan abu hasil pembakaran dalam wadah kaleng
3.   Mencampurkan abu dengan air dengan perbandingan 1:2
4.   Mengendapkan larutan selama 1 malam
5.   Menyaring filtrat dengan endapannya, kemudian menguji dengan indikator alami seperti bunga karamunting, kembang sepatu, dan kunyit
6.   Amati warnanya dan tentukan sifat filtrat abu tersebut
7.   Sebagai perbandingan untuk menentukan sifat larutan, dapat dibuat dengan membuat larutan asam (cuka), larutan basa (air kapur), dan larutan netral (air galon)
8.   Filtrat yang masih tersisa kemudian diuapkan, jika terdapat endapan, lakukan uji nyala dengan cara membakar endapan, amati warna pembakaran.

VI.            Hasil Pengamatan           :
a.             Air abu
Yang di uji
Warna yang di hasilkan
Air Abu + Bunga Karamunting
Coklat
Air Abu + Kembang sepatu
Ungu
Air Abu + Kunyit
Kuning pudar



b.            Air cuka
Yang di uji
Warna yang di hasilkan
Cuka + bunga karamunting
Merah muda
Cuka + Kembang sepatu
Merah terang
Cuka + Kunyit
Kuning terang

  
c.             Air kapur
Yang di uji
Warna yang di hasillkan
Air Kapur + bunga karamunting
Hijau lumut
Air Kapur + kembang Sepatu
Hijau tua (daun)
Air Kapur + Kunyit
Coklat tua

VII.            Pembahasan

1.      Sifat Air Abu Tanaman
Pada percobaan kali ini , dilakukan uji asam-basa dengan indikator alami untuk mengetahui sifat abu tanaman. Dengan cara mencampurkan air abu tanaman yang di uji dengan indikator alami (kunyit, kembang sepatu dan bunga karamunting). Sebagai pembanding di campurkan juga air abu tanaman dengan air cuka (asam) , air kapur (basa) dan air galon (netral).



Warna yang terlihat adalah:



 
                                                                                                  
Gambar. Warna masing-masing air abu
            Warna air abu yang ditambahkan bunga karamunting adalah coklat, air abu ditambahkan kembang sepatu adalah ungu, dan air abu ditambahkan kunyit adalah kuning pudar. Untuk warna air cuka ditambahkan bunga karamunting adalah merah muda, air cuka ditambahkan kembang sepatu adalah merah terang, dan air cuka ditambahkan kunyit adalah kuning terang. Sedangkan untuk air kapur ditambahkan bunga karamuntung adalah hijau lumut, air kapur ditambahkan kembang sepatu adalah hijau tua , dan air kapur ditambahkan kunyit adalah coklat tua.
            Berdasarkan pengamatan warna masing-masing air abu dengan indikator alami mendekati warna air abu dengan air kapur (basa). Sehingga dapat dilihat bahwa sifat air abu adalah basa.

2.      Unsur Hara Pada Abu Tanaman
            Berdasarkan langkah kerja terakhir, filtrat yang masih tersisa diuapkan dan diperoleh endapan yang kemudian kami uji nyala dengan cara membakar endapan, warna api yang terlihat adalah kuning dan terdapat sedikit percikan. Hal tersebut dikarenakan abu tanaman mengandung natrium (logam alkali golongan IA) dan karbon.
            Logam alkali memiliki sifat sangat reaktif. Logam alkali mempunyai spektrum emisi warna. Karena itulah ketika abu tanaman yang mengandung karbon dan logam alkali ketika dipanaskan di atas nyala api, maka akan tampak warna kuning.





Gambar. Warna nyala abu tanaman
            Sebagai pembuktian jika logam alkali mempunyai spektrum emisi warna yang khas untuk setiap logamnya maka kami lakukan percobaan tambahan dengan melakukan uji nyala garam dapur atau NaCl di atas api kompor. Unsur Na yang berasal dari NaCl merupakan logam alkali yang memiliki sifat karakteristik warna nyala , ketika NaCl (garam dapur) di panaskan di atas nyala api warna api “kuning”. Hal ini di karenakan struktur atom Na tersusun dari inti yang dikelilingi oleh-oleh elektron-elektron. Elektron-elektron berada pada keadaan diskrit. Apabila atom Na di panaskan, elektron dapat tereksitasi atau pindah ke tingkat energi yang lebih tinggi. Sewaktu pemanasan berhenti elektron tersebut kembali ke tingkat energi awal di sertai pancaran cahaya dalam bentuk foton atau paket energi dengan frekuensi atau panjang gelombang tertentu.
            Dapat dilihat bahwa warna nyala yang diberikan logam dalam bentuk senyawa sama dengan warna nyala loga dalam bentuk unsur. Hal tersebut dapat dipahami dari uji nyala senyawa NaCl. Meski dalam fasa padat senyawa NaCl tersusun dari ion-ion Na+ dan Cl- , namun pada suhu tinggi akan menjadi atom Na dan Cl. Elektron elektron pada Na ini akan tereksitasi  dan kembali ke tingkat energi awalnya dengan memancarkan cahaya dengan warna yang khas untuk logam Na.




VIII.            Kesimpulan
Berdasarkan percobaan ini dapat disimpulkan, di antaranya:
1.      Warna masing-masing air abu dengan indikator alami mendekati warna air abu dengan air kapur (basa). Maka sifat air abu adalah basa.
2.      Unsur hara pada abu tanaman adalah natrium (logam alkali golongan IA) dan karbon. Hal tersebut terbukti dengan nyala api abu tanaman berwarna kuning dan terdapat sedikit percikan.